SALUUTT BUAT PERJUANGAN KAMU BROOO


Juli 2007, kami Jurnalistik SMA ITP Surabaya terlahir ke dunia, dengan kesederhanaan dan keterbatasan sarana maupun prasarana kegiatan. Namun ketika itu, kami bergelora, dengan kayanya kreatifitas dan semangat dari para siswa yang mengikuti kegiatan Jurnalistik ini. Hal istimewa kami yang pertama, kami mampu memberikan hadiah kepada sekolah berupa Pengumpul pertama Mading Detcon 2k7 meski ketika itu usia kami masih beberapa bulan saja, namun kami mempuyai keinginan kuat untuk memberikan yang terbaik bagi sekolah tercinta.

Tak terasa, setahun sudah kami menghiasi nuansa putih abu-abu dengan berbagai kegiatan,  mulai dari menghias dan mengisi mading dengan tulisan-tulisan siswa kami yang mengikuti kegiatan jurnalistik tiap hari kamis. Tak seberapa banyak yang minat untuk membaca memang, tapi kami yakin suatu ketika nanti, apa yang kami berikan akan berguna bagi mereka semua yang mengikuti kegiatan ini.

Tahun keduapun kami lalui, dengan beberapa hal yang menarik dan juga pengalaman bagi kami untuk melaluinya. News Vj's Competition by SBOTv, menjadi momentum pertama kami untuk mengenal dunia broadcast khususnya televisi.Dari wawancara, merekam, stand up ala reporter hingga membuat script kami jalani. Pengalaman dan ilmu yang luar biasa, yang hanya sedikit siswa yang merasakannya, dan tak akan mungkin pernah diajarkan di SMA ITP Surabaya. Meski kami harus mengorbankan waktu pelajaran dan bermain dengan teman-teman, tapi kami bangga dan tak menyesal akan pilihan yang kami jalani ini. Dari sinilah, kami mulai dikenal oleh masyarakat luas, dari Surabaya hingga Lamongan, karena memang liputan berita yang telah kami lakukan, akan disiarkan oleh pihak SBOTv yang dapat dinikmati masyarakat hingga daerah Lamongan.

Kami mempunyai suatu impian, membuat majalah sekolah sendiri. Impian kami inipun,kami perjuangkan hingga pada akhirnya angkatan 2010 berhasil membuat majalah sekolah. Tentu tidaklah semuadah, membalikan telapak tangan, ketika itu kami Jurnalitik SMA ITP Surabaya hanya beranggotakan aktif berjumlah 8 orang, sedikit memang, tapi kami tetap semangat dan berusaha dengan berbagai cara agar majalah ini mampu terbit dan mengawali sejarah pertama di SMA ITP Surabaya. Dengan 1 setengah bulan kerja, kami berdelapan akhirnya mampu menyelesaikan majalah yang kami beri nama "GALERI" yang mempuyai arti "Gema Kreatifitas Intaps Jurnalis"  mampu terbit dan mencatat sejarah. Meski muncul sebuah permasalahan, berupa nama dan isi yang bebeda dari yang telah kami desain sebelumnya, betapa kami kecewa nama "GALERI" berubah menjadi "GERAI" dan beberapa isi dari majalah dihilangkan dan diganti tanpa melalui pembicaraan dengan kami. Dengan merasa tak bersalah orang itupun berkata "Sudah terlanjur dicetak, mau ngapain lagi". Kamipun sabar, dan menerima semua itu, pembina kami dan tim redaksipun mengangap semua itu adalah bagian dari proses yang harus kami lalui.

Perjalanan kamipun tidak berhenti sampai disini, berbagai kegiatan dan aktifitas kami jalanani, meski sesunggunya kami perlu mengetahui dan mengerti tentang dunia luar, yang selama ini belum kami peroleh. Dunia luar ini, dunia tentang Jurnalistik, dengan keberagaman mediannya, dari cetak, broadcast hingga online. Hingga pada pertengahan 2010, Pembina kamipun berganti, kali ini lebih mudah dengan semangat perubahan yang diusungnya. Langkah awal kami dengan pembina baru, cukup eksotis, dengan melahirkan sebuah buletin dengan nama BMG (Buletin mingguan Galeri) dan juga siaran radio yang memang pernah dan fakum beberapa bulan lamanya, kemudian dibangkitkan dengan beberapa siaran musik dan info yang disampaikan oleh penyiar kami. Beberapa agendapun kami susun, salah satunya membangun Lembaga Pers Sekolah, dengan meningkatkan kualitas kami sebelumnya, melalui beberapa kegiatan dan pelatihan jurnalistik.

Tak mudah memang, dan juga sangat sulit. Namun dengan kegigihan kawan-kawan jurnalistik serta kesabaran kami untuk terus berubah, lahirlah "PERS INTPS" pada tanggal 10 Februari 2011. Kamipun berbenah dan merambah dunia online, dengan lahirnya Pers Intaps on Facebook dan juga Twitter.  Buletin dan juga radio sekolah kami perbaiki dan terus tingkatkan, meski memang, untuk dana maupun prasarana sangat memperhatinkan, namun kami tetap yakin dan terus bersemangat, kami pasti bisa. Hingga sampailah pada tahun ajaran baru, kamipun menerbitak pertama kalinya edisi Buletin "BMG Edisi Sepesial MOS". Meski tanpa dana dari pihak sekolah, buletin terbit dalam 3 edisi ini mampu memberikan informasi dan sebagai media pemebelajaran bagi Jurnalistik SMA ITP.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, banyak siswa yang mendaftar di kegiatan Jurnalistik ini, dengan berbagai keinginan dan juga harapan. Selang 2 minggu setelahnya, kami mengadakan Workshop Jurnalistik Dasar untuk pertama kalinya terselenggara, berbagai materi dari pengertian dasar-dasar jurnalistik, radio, fotografi, desain buletin dan majalah hingga organisasi mampu terselenggarakan dalam Workshop kali ini. Tak banyak harapan dari kami, semoga kegiatan workshop yang telah kami selenggarakan ini, mampu menjadi ilmu dan wawasan baru bagi para siswa yang mengikuti kegiatan Jurnalistik ini.

Tibalah saat yang kami nanti DETCON 2k11, kompetisi Jurnalistik tingkat SMA Dan SMP  Se-Jawa Timur di bidang Mading dan beberapa event lainnya digelar oleh Deteksi Jawa Pos. Tak mudah yang akan kami lalui kali ini, dengan semangat untuk menjadi Pengumpul Pertama, Tim Mading SMA ITP Surabaya rela hingga pulang malam-malam tiap harinya. Banyak kisah yang terjadi kali ini, dari tidur di perpustakaan, hingga merasakan hawa-hawa gaib, berurusan dengan guru dan pihak sekolah, dan yang paling mengaharukan, kami terpaksa tidur dengan mading di depan gerbang Kampus UNIPA Surabaya, karena memang kami diusir dan tidak boleh berada di area SMA ataupun komplek UNIPA.  Tak apalah, jerih payah yang kami lakukan terbayar tuntas, dengan predikat "Pengumpul Pertama" kami peroleh dengan mengumpulakan pertama kali mading 2 D Kami di Mabes DETEKSI Surabaya. Perjuangan kamipun harus dilanjutkan, dengan menjaga secara bergantian Mading 2D kami di areal Parkir Basemant Graha Pena selama satu minggu. Membosankan dan juga melelahkan, tiap hari kami harus tidur di parkiran dan pulang kemudian sekolah dan kembali menjaga mading di Parkiran.

Namun yang membuat kami, sangat kecewa, tiada satupun dari guru kami yang menampakaan dirinya untuk melihat dan menemani kami di Basement Graha Pena ini. Meskipun kami selalu didampingi oleh pembina kami, namun terasa kurang lengkap dengan tidak adanya guru yang melihat kami, seperti sekolah-sekolah lain yang guru-gurunya rela mendampingi secara bergantian dan melihat para muridnya berjuang menharumkan nama sekolahnya. Tapi itu semua tidak mengecilkan hati kami, kami tetap semangat dan terus berjuang hingga malam penghitungan mundurpun dimulai.
Dimana, malam itu merupakan awal pendaftaran dan pendataan para peserta mading DETCON 2K11. Akhirnya malam itu tiba, suasana begitu ramai dan semua tampak sibuk mempersiapkan madingnya untuk di cek dan didata. Sebelumnya, dihitungglah mundur sebuah jam digital dengan diikuti semua peserta "9,8,7,6,5,4,3,2 dan 1" akhirnya, setelah seminggu menjaga dan tidur bergantian di parkiran, mading kamipun dinobatkan sebagai "Pengumpul Pertama" dan berhak mendapatkan mendali perunggu atas hasil perjuangan kami.

Tak sampai disitu perjalanan kami, masa-masa Pameran Detcon 2K11 pun dimulai, pameran terbesar anak muda se- Indonesia ini pun mampu menghipnotis warga Surabaya dan sekitarnya untuk datang dan menyaksikan berbagai karya dan kreatifitas anak SMA dan SMP Se-jawa Timur ini. Ada sebuah moment yang tak akan mungkin kami lupakan hingga sekarang, "Kampanye Mading" . Ya, aksi gila-gilaan dengan berpakian kebaya wanita dengan penampilan cheerr dan sexcy dancer yang mendampingi beberapa kawan-kawan jurnalis untuk melakukan aksi ini, yang tentunya disaksikan banyak pengunjung mewarnai malam itu. Lucu dan juga menggelikan sekaligus penuh makna, karena saat itu siswa SMA ITP dari berbagai kelas hadir dan berbaur mendukung mading SMA ITP Surabaya.

Tak terasa, seminggu sudah gelaran pameran Deteksi Convention 2K11 ini berlangsung, dan memasuki acara puncaknya, dengan pengumuman para pemenang event yang diselenggarakan tiap tahunnya ini. Syukur alhamdullilah, Jurnalistik SMA ITP Surabaya membawa pulang 3 Mendali Perunggu, masing-masing dari "Pengumpul Pertama", "Top Ten Bronze Scrap Book Competition" dan juga "Sekolah Komunitas Axis".  Usaha kawan-kawan jurnalistik tidaklah sia-sia, setelah satu bulan penuh bekerja keras dan melalui berbagai macam kondisi dan situasi yang terkadang membutuhkan kesabaran dan juga keikhlasan untuk melaluinya.

Kami melangkah kembali, untuk perjalanan kami berikutnya, banyak anggota jurnalis yang tumbang dan tak mampu melanjutkan kegiatan Jurnalistik ini. Berbagai masalah pun mulai muncul, diakibatkan karena penerbitan buletin kami yang sebelumnya bernama BMG kemudian kami merubah namanya menjadi Atradista yang mempunyai arti Pemberitaan Jurnalistik yang selalu berpegang teguh pada nilai kebenaran. Tidak mudah kami mengawalinya, selain masalah dana, juga beberapa masalah dengan pihak guru harus dilalui oleh tim redaksi. Edisisi pertama hingga ketiga, tiada masaalah yang berarti terjadi. Ketika semboyan kami ganti dengan "Mengungkap Fakta Dibalik Realita" munculah suatu permasalahan baru, kali ini edisi ke empat, dimana ada berita menyangkut permasalahan Guru dan Guru PPL, yang sempat membuat marah salah seorang  guru akibat merasa tersendir dengan pemberitaan kami. Dengan tetap semangat dan pada jalur yang sama sesuai kode etik jurnalistik, kami tetap memberitakan berita-berita yang memang memuat kritik dan saran bagi pihak sekolah. Hingga pada edisi ke enam, permasalahan besarpun menimpa kami. Dengan pemberitaan masalah dana tentang perlombaan yang telah digelar pihak sekolah, membuat geram bebrapa pihak sekolah. HIngga bebrapa kawan redaksi buletin atradistapun disidang oleh beberapa guru ketika itu. Berbagai pertanyaan dan penekanan dilakukan pada tim redaksi yang notabene masih kelas 1 ini. Ketakutan dan juga down dirasakan tim redaksi buletin atradista yang kesemuanya merupakan anak perempuan. Meski begitu, mereka semua tetap semangat dan juga tak gentar untuk selalu melakukan pemberitaan, meski sebenarnya perasaan mereka takut untuk melakukannya.

Tiada upaya yang mampu untuk dilakukan, atas apa yang telah diperbuat oleh beberapa pihak sekolah pada tim redaksi buletin atradista. Kami tetap semnagat dan menjalankan berbagai kegiatan, mulai dari melakukan persiapan untuk buletin atradista  edisi ke 7, persiapan pengerjaan majalah galeri edisi ke-2, launching sekaligus pengenalan website portal berita milik jurnalistik dan juga kunjungan ke redaksi Detiksurabaya.com. Dan syukurlah semua itu akhirnya mampu kami selesaikan, kamipun bersiap-siap dengan agenda selanjutnya, yakni Hari Jadi Jurnalistik SMA ITP Surabaya yang ke-5 yang akan dilaksanakan pada bulan Juli. Dengan berbagai konsep kegiatan dan acara yang telah disusun dan siap dilaksanakan kami menunggu saat itu tiba.Sayang, seribu satu sayang, pergantian pembina yang dilakukan pihak sekolah tanpa kami ketahui, memaksa kondisi berubah seratus delapan puluh derajat. Kamipun hanya bisa berdiam tanpa tahu cara apa yang bisa kami lakukan untuk memperjuangkan pembina kami. Segala agenda yang telah disusun rapipun harus buyar, dan juga kami harus menanggalkan semua atribut kami, dari logo, nama, hingga produk-produk media yang telah dihasilkan selama ini. Karena kini kami di bina oleh orang yang tidak mengerti dan ahli di bidang jurnalistik, karena memang beliau merupakan seorang guru B. Inggris. Kami juga bingung pertimbangan apakah yang dilakukan pihak sekolah dengan mengganti pembina kami dengan seorang guru B. inggris, betapa jauh dan melencengnya jika ingin kami terus berkembang dan berkarya di bidang jurnalistik, kami tak tahu dan harus bagaimana saat ini. Apapun tujuan sekolah saat ini, kami tak ingin berburuk sangka, tapi semoga ini bukan hanya sebuah tindakan mematikan kami. Kami hanya meminta agar pihak sekolah mempertimbangkan sekali lagi, dan membatalkan akan kebijakan yang telah dibuat, karena apa yang akan terjadi kedepannya akan berdampak bagi kegiatan jurnalistik yang telah mampu mengelola media, baik cetak maupun online, dengan pemberitaannya yang independen, kritis dan juga menghibur.
Untuk:
Kepala SMA ITP Surabaya
Saya baru saja menandatangani petisi berikut ini tertuju kepada: Kepala SMA ITP Surabaya.

----------------
Agar tidak mengganti pembina jurnalistik

Karena saat ini, Jurnalistik SMA ITP Surabaya dengan media Pers Intaps tengah mengalami masa-masa kemajuan dengan berbagai kegitan positif di bidang jurnalistik. Dengan berbagai media yang dikelolanya mulai dari buletin sekolah, majalah sekolah,...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MATERI UJIAN PRAKTEK KELAS 12 IPA // IPS TAHUN AJARAN 2016/2017